Kemarin temen-temen IXA pas SMP reunian. Walaupun gak komplete yang hadir, tapi acara reuniannya tetep seru. Reunian yang direncanain dari awal masuk sekolah menengah atas, terus ketunda-tunda sampai akhirnya mentok tanggal 13 Juni kemaren. Kita iuran buat acara manggang, makan-makan bareng dan tentunya dokumentasi reunian. Ngeliat temen-temen yang udah pada berkembang pesat, ada yang dulunya kerdil udah tinggi, yang suaranya unyu-unyu sekarang udah nyeremin, yang lemot udah ngegas aja, banyak deh perubahannya. Awalnya aku kira akan seperti acara jangkrik nyanyi, tapi yang membuat aku terkesan adalah semangat dan rasa kekeluargaan mereka yang tak pernah berubah, walaupun sudah tak saling menyapa selama dua tahun belakangan, kekonyolan, keanehan, dan hal-hal menghebohkan dalam kelas tersimpan baik di memori mereka. Flashback tentang cerita guru-guru lucu pas ngajar di kelas, flashback tentang cinta pas SMP bikin pecah suasana. Apalagi prosesi manggang ayam, ntah sepertinya tak ada yang berbakat diantara cowok-cowok ganteng itu (gosong). Bemodal keterampilan absurd yang mereka miliki (Bayu, Jarjit, Pande, Fajar, dan Diva) berusaha menguji kemampuan Bapak Rumah Tangganya. Sepertinya mereka membuat para santapan itu tersiksa, abu api yang tak jelas dan panggangan yang absurd total. Dan hasilnya panggangan jadi setengah mateng dan ga jelas rasanya. Ada Bayu yang manggang terasi tapi malah dijatuhin. Di sesi lain, para tante-tante cantik lagi buat sambal (di Bali dibilang sambal matah/sambal cicang), Ya itu potongan bawang yang kaya potongn tempe goreng, pas nyampur sama bahan yang lain sampe rasanya begitu absurd. ditambah bocah dengan keisengannya yang bikin sambal tambah absurd.
Terlepas dari semua itu, aku kagum dengan mereka, keluarga besar IXA ku, keluarga yang kompak, keluarga yang ingin memberikan yang terbaik untuk kita yang berada di dalamnya. Dengan minimnya pengalaman mereka menuangkan kasih dalam santapan yang dinikmati bersama. Ketulusan yang mereka miliki, merangkul teman-teman yang jatuh untuk berdiri bersama-sama. Tatapan mata yang bening, mengatakan betapa menyenangkannya hari ini, betapa berharganya waktu yang terlewati bersama-sama. Cerita-cerita yang terselip dalam lembaran kebahagiaan.
Kemarin juga datang seorang teman, teman yang begitu tegar menghadapi keganasan hidup. Seperti jiwa yang kesepian, tanpa semangat sedikitpun. Sekali lagi ujian datang kepadanya, teman yang seperti kehilangan arah.. keluarga yang saat itu sedang bersama berusaha menghiburnya, mengatakan semua akan baik-baik saja. Keluarga yang penuh kekhawatiran akan senyumnya waktu itu. Jika boleh aku mengatakan, aku seperti ingin menangis melihat keadaannya, ingin memeluknya dan berada disisinya, Ntah sebagai teman, sahabat atau siapapn. Ia adalah teman yang begitu ceria, penuh dengan kegembiraan dan kesederhanaan, walaupun sifat itu tetap ada tapi aku merasa semua adalah kepura-puraan. Seperti ia ingin menangis dan mengatakan kesedihannya pada dunia. Aku kagum akan kekuatannya itu, menjaga dirinya agar tak membuat orang lain khawatir melihatnya. Seolah-olah ia baik-baik saja. Tapi mata seseorang tak akan bisa berbohong untuk sesuatu yang besar seperti itu.
Tak banyak yang kuat seperti teman itu, dan tak banyak keluarga yang masih hangat seperti IXA setelah berpisah begitu lama. Menempuh masa depan dan mencari jati diri masing-masing dengan tetap mau berbagi dan memikul kesedihan keluarga lainnya. Kalian adalah kekuatan, kalian adalah inspirasi, lewat perjumpaan ini aku melihat bagaimana ketulusan, kasih sayang, dan kesetiaan kalian kepada keluarga yang pernah kalian miliki, Memberi dorongan untuk tetap maju dan bersyukur pada kita yang masih memiliki keluarga utuh dan bersedia menjadi keluarga untuk teman yang sedang dalam goncangan.