Sepertinya kamu datang dengan jadwal yang sama seperti tahun lalu. Yah, tanggal Pembukaan Pesta Kesenian Bali yang ke sekian (gak tau yang keberapa :D) saat seseorang yang ku gagumi mengisi acara itu. Mungkin mengesankan bagi saya datang ke tempat yang jauh dari pandangan saat usia yang belum mencukupi untuk memiliki SIM. Berawal dari hanya ingin menyaksikan menjadi bibit kenekatan untuk saya berkendara jauh untuk pertama kalinya, berkendara di tengah keramaian saat saya belum benar-benar tahu bagaimana cara berkendara yang baik. Awalnya aku pergi mengajak teman sekolahku, tapi mereka memilih untuk pergi bersama pacarnya, akhirnya jomblo pun pergi sendiri. Berbekal pengalaman jalan-jalan dengan seseorang, aku beranikan diri, meski beberapa kali hampir tertabrak dan ngerem mendadak karena belum terbiasa dengan jalanan yang ramai dan riuh. Aku pikir aku tak akan sampai, nyasar berkali-kali, dan rasanya ingin menangis. Terlantar seperti gembel, orang yang konyol rela menaruhkan keselamatan hanya untuk sebuah pertunjukan itu. Beruntung aku mempunyai kakak yang setia, meski ia sering memarahiku ketika aku bertindak nekat dan bodoh hanya untuk orang yang tidak menghiraukanku. Berulangkali bercakap agar aku menyerah, tapi aku tak pernah perduli ucapannya, yang aku tahu aku hanya ingin melihatnya, melihat ia bersama impiannya, bersama hal yang membuatnya bahagia. Aku senang melihat laki-laki yang gembira dalam impiannya, meski aku tahu aku bukan salah satu dri itu lagi.
Hari itu adalah hari Jumat tepat satu bulan aku putus dengan laki-laki itu, sebut saja namanya Ratam. Aku begitu mengaguminya, sejak awal aku masuk sekolah menengah atas. Terdengar seperti dongeng memang, tapi entah kenapa yang terjadi seakan mengikuti imajinasiku yang membuat aku semakin gila. Aku nekat berkendara tanpa SIM, untuk melihat pertunjukkannya, dan setelah itu ia mengucapkan terimakasih untuk orang lain dan dengan jelas mengatakannya padaku bahwa orang itu kekasih barunya. Menyedihkan bukan? Mengejar gelembung yang terbang dan menyatu dengan udara. Aku berfikir ada yang salah dengan angka 13, munkin aku sudah percaya dengan mitos angka sial itu. Sesuatu yang buruk beberapa kali terjadi di tanggal itu. Bertengkar, berpisah, punya pacar baru, diabaikan dan hal konyol lainnya.
Impian yang indah melayang tanpa tujuan, entah akan ku gapai atau tidak. Aku ingin menyerah tapi aku masih ingin melakukannya. Aku ingin berhenti tapi aku masih ingin terus berjalan. Aku ingin berpindah tapi tak ada persimpangan yang ku temui. Jika dibilang jalan buntu, aku masih memiliki pandangan yang luas di depanku. Jika bukan jalan buntu, mengapa yang ada hanyalah kisaran hidupnya. Apa yang tak bisa kutemui pada orang lain? Apa yang Ratam miliki hingga ia begitu istimewa? Kenapa posisimu begitu sulit untuk ku geser dari prioritasku? Kenapa aku menginginkanmu meski aku mengabaikannya? Apa kehebatanmu? Apa yang membuatku tak mudah meleas ini semua?
Memiliki sahabat-sahabat yang baik, aku sangat bersyukur, tapi aku tak pernah berfikir apa aku benar-benar bahagia seperti sebelumnya. Aku tak tahu apa yang membuatku benar-benar senang. Aku tak tahu apa tawa ini benar-benar kesenangan. Tidakkah hanya untuk terlihat baik-baik saja. Meskipun aku tahu jawabannya, aku tak yakin orang-orang mau mngerti. Jika aku lebih suka keheningan, lebih suka melakukan sesuatu sendiri, orang lain memandangku sebagai orang yang angkuh, dingin, bengis, dan tak tahu ampun. Terlepas dari tiu, aku melihat orang lain menikmati dengan santai, bahkan saat ia tak mengerjakan tugas, saat ia mendapat nilai yang bagus dari kecurangan, mereka tak punya rasa bersalah sedikitpun.
Sampai detik ini, aku belum tahu apa yang aku inginkan, akan seperti apa hidupku dimasa depan. Bagaimana aku merencanakan semuanya. Memikirkan itu semua, sudah membuatku seperti oang tua. Tapi kenapa, aku masih dianggap bermain-main, aku tak punya waktu untuk bercerita kepada mereka, meminta saran untuk masa depanku dan mungkin aku tak memiliki banyak keberqanian untuk itu. Aku keras kepala, meski aku salah, aku tak yakin berapa orang yang mampu dengan baik menangani sifatku, tapi belakangan aku lebih berusaha diam, meskipun setelahnya sedikit membuat rasa sakit karena aku tak mengungkapkannya. Walaupun melelahkan sesuatu yang indah pasti akan terjadi.
Hari ini tanggal 12 Juni 2015, entah apa yang akan terjadi 13 esok hari. Apakah akan sama seperti 13 Juni sebelumnya. Saat aku benar-benar berharap kepada seseorang, justru aku dilepas begitu saja. Bahkan ia terlhat begitu bahagia setelah apa yang dilakukan. Kadang itu membuatku benci dengan laki-laki. Benci terikat dengan sesuatu. Dan aku tak tahu apakah aku benar-benar dalam keadaan baik hari ini. Mungkin aku jahat, karena mendoakan eseorang yang menjalin hubungan baik. Aku egois meminta segalanya pada Tuhan. Entah itu kebahagiaan sesaat atau abadi. Myone...
Good Night, asal Scrible
Good Night, asal Scrible
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan kedamaian dalam berkomentar :)
Thanks for read guys :*