Setelah paskibraka memasuki lapangan dan bendera mulai berkibar, ntah kenapa air mata ini menetes.
Menetes karena bangga? Ntahlah..
Saat itu aku berharap menjadi bagian dari mereka, pemuda-pemuda hebat yang mengibarkan bendera.
Berharap sama bisa memakai kostim itu dan menjalankan tugas pengibar walau hanya sekali.
Aku menangis mendengar Impian Anak Indonesia dan kian deras ketika melihat wajah pemimpin negara.
Seperti seseorang yang merasakan kekhawatiran, seperti seseorang yang berharap besar hanya untuk kebaikan tanah kelahirannya.
Hari ini untuk pertama kalinya hatiku bergetar melihat kibaran bendera yang terhempas oleh angin, kibaran harapan dari tiap mata yang menyaksikannya. Kibaran yang ingin membakar orang-orang yang mengkhianatinya.
Entah kobaran semangat persatuan masih seperti itu.
Ketika dulu para pahlawan berusaha menyatukan petak-petak kedaerahan yang dimiliki, petak-petak yang membentuk Indonesia menjadi bangsa yang besar. Namun ketika negara sudah cukup dewasa untuk mengerti perbedaan, perbedaan itulah yang kini dijadikan penghalang. Masih banyak diskriminasi karena perbedaan dan golongan minoritas dan mayoritas. Ketika saudara yang benar-benar mengharapkan pendidikan, saudara lain mengabaikannya.
Indonesia Merdeka, tapi bagaimana kemerdekaan itu sesungguhnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan kedamaian dalam berkomentar :)
Thanks for read guys :*