PENINGGALAN SEJARAH
DI DESA ABUAN
Desa Abuan adalah sebuah desa kecil yang terletak di
sebelah selatan Desa Demulih, Kecamtan
Susut. Desa Abuan berjarak kurang lebih 6 kilometer dari Kota Bangli. Desa
Abuan terbagi atas 4 wilayah Banjar Dinas dan 3 buah Desa Pekraman yaitu :
Desa Abuan
|
|
Banjar Dinas (Dusun)
|
Desa Pakraman (Adat)
|
-
Sala
|
-
Sala
|
-
Serokadan
|
-
Serokadan
|
-
Abuan Kangin
-
Abuan Kauh
|
-
Abuan
|
Dalam
kaitannya dengan sejarah, Desa Abuan memiliki beberapa catatan sejarah ataupun
peninggalan sejarah yang tersebar di 3 Desa Pakraman tersebut. Berikut ini saya
akan membahas catatan sejarah ataupun peninggalan sejarah yang terdapat di Desa
Pakraman Abuan dan Desa Pakraman Serokadan.
1. Pura
Manik Geni
Menurut sumber yang dapat dipercaya Pura Manik Geni
merupakan tempat berstananya (linggih) api yang telah membakar hangus hutan
yang kini dikenal dengan sebutan Desa Abuan. Dahulu kala Desa Abuan merupakan
hutan belantara. Konon dalam hutan tersebut seorang pendeta perempuan yang
sedang melakukan persemedhian. Di tengah persemedhian tersebut muncul sinar
suci yang yang kemudian membakar hutan belantara tempat beliau bersemadhi
tersebut. Dengan sekejap hutan belantara itu rata dengan tanah tertutup abu
bekas pembakaran hutan. Sejak saat itu tanah yang awalnya tertutup abu
pembakaran lama-kelamaan semakin subur dan karena kesuburannya banyak orang
berbondong-bondong datang ke tanah tersebut untuk bercocok tanam dan menetap di
tempat ini. Tanah yang subur membuat tanaman-tanaman tumbuh dengan sangat baik
sehingga membuat pertanian berkembang dengan baik dan para petani menikmati
hasil yang bertumpah ruah. Oleh karena tempat ini pada waktu itu tertutup abu,
masyarakat pada masa itu menyebut tempat ini Abu-an yang kemudian lebih dikenal
dengan Abuan.
Ketika hutan hangus terbakar dan tertutup abu, ada satu
tempat yang tak pernah berhenti terbakar (apinya tidak pernah padam). Tempat
tersebut merupakan tempat pendeta perempuan bersemadhi. Kemudian untuk
memperingati atau sebagai sebuah penghormatan dan rasa syukur terhadap Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atas kesuburan tanah yang telah memberikan penghidupan yang
baik kepada masyarakat yang mendiami tempat tersebut, maka didirikanlah sebuah
pelinggih di tempat persemedhian pendeta perempuan tersebut. Ketika pembuatan
pelinggih tersebut selesai, api yang membakar tempat tersebut perlahan-lahan
padam dengan sendirinya. Pelinggih (Pura) tempat berstananya api tersebut
sekarang dikenal dengan sebutan Pura Manik Geni.
Pura Manik Geni terletak diantara Kantor Perbekel Abuan
dan Balai Banjar Desa Pakraman Abuan. Di Pura Manik Geni terdapat pula Ida
Sesuwunan berupa Barong Landung dengan
sebutan Ratu Panji Sakti Manik Gni.
(Sumber : Bendesa Pekraman Abuan,
Buku Asal Usul Pura Manik Gni, http://blog.isi-dps.ac.id/jrongurahwiratamaputra/sekilas-tentang-desa-abuan-dan-sejarahnya)
2. Prasasti
Srokodan (Sadungan) Tahun Isaka 1246 – 1324 M
Dalam salinan lontar Piagem Dukuh Gamongan, berbunyi:
. . . Sri Maha Dewa Lencana, risampun mawerdha pwa sira, metu
putra sanunggal, apuspa ta sira Sri Taruna Jaya . . .
Arti Bebas:
. . . Sri Maha Dewa Lencana,
setelah tua lahir seorang putra yang bernama Sri Taruna Jaya . . .
Catatan prasasti tembaga di Banjar
Srokodan, Perbekel Abuan, Susut, Bangli, dialih aksara dan diterjemahkan oleh
Putu Budiastra, disebut prasasti Srokodan (Bhatara Guru), menyebutkan;
Isaka 1246 crawanamasa, tithi dwaci cuklapaksa, ma, wa, bu,
waraning madangkungan, irika diwasa adnya Paduka Bhatara Guru kalih putunira
sira Paduka Aji Cri Taruna Jaya, dumauh i para senapati umingsor itanda rakyan ri
pakiran-kiran i jero makabehan, karuhan mpungku sewasogata resi brahmana,
ipingsornya ajnya paduka cri maharaja, ajarn sirakabeh, ri kaditopaya nikanang
karaman I Hyang Putih . .
Artinya :
Pada
tahun Saka 1246/1324 Masehi bulan crawana, hari ke 12 menuju bulan terang, maulu, wage, buda, wuku
medangkungan, pada waktu itulah saatnya Paduka Bhatara Guru serta putra beliau
yang bernama Paduka Raja Cri Taruna Jaya, bersabda kepada para senapati untuk
dilanjutkan kepada para tanda rakyan yang hadir pada sidang lengkap di istana
terutama para Mpu Ciwa Budha para Resi dan Brahmana, adapun isi dan maksud
paduka raja bersabda kepada mereka semua, sebab telah mendengar kesusahan desa
Hyang Putih sewilayahnya.
Prasati Srokodan yang disebut Sadungan merupakan prasasti
Desa Serokadan (Desa Hyang Putih) yang diperintah oleh raja Betara Guri Sri Adi
Kunti Kentana beserta dengan cucunya Sri Taruna Jaya yang saat itu mendengar
keresahan rakat kemudian menganugrahkan Sang Hyang Raja prasasti di
parkiran-kiran I Jro Mekabehan (Mpu Kuturan) yang dihadiri oleh para pemuka
masyarakat pada waktu ini, diantaranya : Mpu Ciwa dan Budha, Para Rsi dan
Brahmana, tooh Desa Rama kebayan bapan kasal, kabayan nyoman bapan tanaha,
kabayan tengah bapan warnasari, kabayan paksanadi nahutin bapan janjan,
bahukiwa bapan panedan, Mpu Pangajyan,
Dangarcarya Tkangrangca, Mpungku Tusning Pawitra, Dangacarya Rudrangca, serta
Samgat Bhagajawong. Bhisama baginda raja yang merupakan kewajiban dari para
penduduk Hyang Putih kepada Bhtara di Candri Manik :
1.
Pada waktu hari ketiga bulan cetra
masing-masing harus membayar 2 panusur tulis kulkul dan diterimakan kepada
admakmitan api gajih.
2.
Pada bulan cetra hari ketiga belas
menuju bulan purnama penduduk harus menghaturkan ulat-latan, beras 10 gunja,
beras hitam 5 gunja, beras merah 3 gunja, ayam 5 ekor, itik 5 ekor dan pisang
masak 5 sisir.
3.
Penduduk desa Hyang Putih tidak
dikenakan pajak tikasan serta pabangkis sebab mereka telah dibebani tanggung
jawab melaksanakan upacara untuk Bhatara Candrimanik yang dirayakan tiap
purnama bulan cetra.
4.
Disebutkan pula sawah milik paduka
Bhatara Candrimanik yang terletak di sebelah selatan Hyang Tapasiddhi yang
berjumlah dua tembuku :
-
Satu tembuku di Bhunar
-
Satu tembuku di Ida Ramagantung
5.
Penduduk desa Hyang Putih tidak
dikenakan mataruh batu di Vijayapura. Diperkenankan mengadakan sabungan ayam
tidak terbatas jumlahnya, tidak uasah minta ijin, tidak boleh dikenai upah taji
dan wulang serta tidak boleh diganggu samgat malandang.
6.
Penduduk diperkenankan memelihara itik
dan tidak dilarang oleh nayakanjawa
Pada tahun Isaka
1126 atau tahun 1204 M, wafatlah paduka Sri Maharaja Aji Ekajayalancana, dan
oleh karena itu segera adik beliau yaitu Adi Kunti Ketana dinobatkan menjadi
raja yang berkuasa dan memerintah di Bali, nama penobatan (Abiseka), Bhatara
Guru Sri Adi Kunti Ketanayang di dalam pustaka kuna diuraikan sebagai berikut
yang artinya kurang lebih : Pada tahun Isaka 1126 (Tahun 1204 M), wafat Paduka
Sri Maharaja Aji Ekajayalancana, oleh karena itu segera adik beliau Sang Adi
Kunti Ketana dinobatkan menjadi raja dan memerintah pulau Bali, dengan nama
penobatan Bhatara Guru Sri Adhikuntiketana, beliau membuat asrama dan
parhyangan di daerah Bali dahulu, antara lain di batas selatan Desa Bangli,
disana beliau membuat parhyangan yang diberi nama Pura Sumenia, dengan
dilengkapi arca (patung) Makaradewi, itu dikenal sebagai upacara Guru Sri
Adhikuntiketana bersama permaisurinya dan sebelah selatannya terdapat Goa
Mraku, sebagai tempat pertapaan Dalem Bhtara Guru, entah berapa lama Dalem
Bhtara Guru bertahta sebagai raja di Bali, lalu beliau berputra 2 orang kembar
buncing ( seorang laki dan seorang perempuan) yang laki bernama Sang Dana
Dirajaketana dan yang wanita bernama Sang Dana Dewi Ketu, sesudah wafat Bhatara
Guru Adi Kuntiketana jenazahnya dicandikan di Candi Manik di daerah Hyang Putih
di Serokadan. Demikian disebut mengenai raja Adhikuntiketana yang pernah
memerintah di Pulau Bali pada jaman dahulu (Dikutip
dari terjemahan ALIH AKSARA LONTAR tahun 2000 “Tutur Bhuwana Tatwa” olih I Dewa
Made Mangku Pucak).
Sumber
Prasasti serokadan : http://dodhesurya.blogspot.co.id/search/label/Sejarah%20Desa%20Serokadan%20bangli, https://madejanna.wordpress.com/category/sejarah/, http://suryamuliawan.blogspot.co.id/2011/12/serokadan-desa-kuno.html, Kelian
Banjar Dinas Serokadan, Terjemahan ALIH AKSARA LONTAR tahun 2000 “Tutur Bhuwana
Tatwa” olih I Dewa Made Mangku Pucak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan kedamaian dalam berkomentar :)
Thanks for read guys :*